Biografi Al-Mas'udi, Ahli Sejarah dan Geografi yang Lahir di Baghdad, Iraq

Al-Mas'udi atau Abu al-Hasan Ali ibn al-Husayn ibn Ali al-Mas'udi (المسعودي) adalah ahli sejarah dan ahli geografi yang lahir di Baghdad, Iraq menjelang akhir abad ke-9M. Menurut buku ber­judul Al-Mas’udi and His World, al-Mas’udi dilahirkan pada tahun 283H atau 895 M di kota Baghdad. Al Masudi dilaporkan meninggal dunia di Fustat (Mesir) pada tahun 345H atau 956M. Dia berketurunan Arab iaitu keturunan Abdullah bin Mas'ud seorang sahabat Nabi Muhammad (saw).Al- Mas'udi adalah seorang ahli sejarah, geografi, geologi, zoologi, ensiklopedi dalam bidang sains Islam, sekaligus pengembara. Banyak negari yang telah dia kunjungi dan puluhan karya yang telah dihasilkan. Al mas'Udi disebut sebagai Pilinius dari sastra Arab, karena pengetahuan geografinya. Dalam bukunya Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-jawahir, ia menjelaskan bagaimana terjadinya gempa bumi. Ia juga berkisah tentang laut mati; dan tentang kincir angin pertama, yang menurutnya mungkin sekali merupakan penemuan orang Islam. Ia juga merumuskan teori yang dapat dikatakan sebagai dasar awal dari teori evolusi.

Biografi

Al Masudi lahir di Baghdad pada tahun 895 M. Setelah menyelesaikan pendidikan pertama yang diterima dari ayahnya, al-Mas'udi segera merencanakan untuk mendalami sejarah, adat istiadat, kebiasaan, dan cara hidup setiap negeri. Ia juga banyak mempelajari ajaran kristen dan yahudi, serta sejarah barat dan Timur yang berlatar belakang Kristen dan Yahudi.Pengembaraan Intelektualnya dimulai dengan mengunjungi negeri Iran dan Kirman (915). Ia juga bermukim di Ushtukhar, Persia dan dari sana pergi ke India, mengunjungi Multan dan al-Manshura. Bersama para pedagang, ia melanjutkan pengembaraannya ke Ceylon (Srilanka) dan ia ikut mengarungi laut Cina. Dalam perjalanan pulang ia mengelilingi Samudera Hindia dan kemudian mengunjungi Oman, Zanzibar, Pesisir afrika Timur, Sudan, dan Madagaskar.Pada tahun 926 M ia kembali mengadakan perjalanan ke beberapa negeri seperti Tiberias, (Suriah) dan Palestina, serta tahun 943 M ke antioch (Suriah). Ia juga mengelilingi neger-negeri Irak dan Arab Selatan. Sepuluh tahun terakhir hidupnya dilalui di Suriah dan dan kemudian di Mesir, tempat ia meninggal dunia.

Ringkasan Pelayaran dan Penyelidikan Geografi

Catatan terawal menunjukkan al-Mas'udi mulai berlayar (merantau) adalah antara tahun 914-915M yaitu saat pergi ke negeri Persia.[2]Di Persia, dia tinggal selama lebih kurang setahun di Istakhar yaitu pada tahun 305H/915M. Dan Baghdad dia pergi ke India (916M) dan mengunjungi kota Multan dan kota al-Mansurah (Mansura). Kemudian dia kembali ke Persia setelah mengunjungi Kusman.Mansura pada zaman al-Mas'udi adalah kota yang paling maju di India Barat dan menjadi ibu kota negeri bagian Sind dalam karyanya Muruj alDhahab wa Ma'adin al-Jawahir, dia menceritakan bahwa kota tersebut terletak di tepi Sungai Indus (dekat Hyderabad Slang) . Nama kota itu diambil nama Mansur bin Jumhur (gubernur pemerintahan Bani Umayyah di Sind). Ia dihuni oleh sejumlah penduduk golongan sayid (pemimpin kabilah). Sebelum pertapakan Islam, beberapa wilayah di sekitar lembah Sungai Indus dikuasai oleh raja-raja Hindu. Namun, setelah terjadi dakwah oleh da'i-da'i Islam, raja-raja Hindu tersebut telah terpengaruh dengan ajaran Islam dan menganggap orang Islam sebagai lambang perdamaian dan kehidupan yang baik.Di India al-Mas'udi juga melakukan penelitian tentang flora dan fauna. Penelitian dilakukan di tepi laut dekat dengan Bombay. Antara bahan-bahan penelitian Al Masudi adalah gajah, burung merak, burung kakatua, jeruk, kelapa dan lain-lain.Kemudian al-Mas'udi bersama-sama dengan penjelajah lainnya melanjutkan pelayaran melalui Bombay, Deccan dan Sri Lanka serta berlayar ke Asia Tenggara, Indocina dan negeri Cina. Dalam perjalanan pulang dia singgah di Madagaskar, Zanzibar, Oman dan sampai di Basrah. Di Basrah ia menetap untuk beberapa waktu dan menulis karya besarnya yang berjudul Muruj al-Dhahab. Buku mi menceritakan tentang pengalaman pribadi dia di berbagai negara. Dalam buku ini dia menyebutkan beberapa tempat di Asia Tenggara, termasuk di antaranya Semenanjung Malaya, Sumatera, dan Jawa. Dalam tulisannya ia menyebutkan kekayaan dan kejayaan kerajaan Sribuza yang tak lain adalah Sriwijaya. Digambarkan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar yang kaya raya, dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kapal yang tercepat dalam waktu dua tahun pun tidak cukup untuk mengelilingi seluruh pulau wilayahnya.[3] Ada kemungkinan ia sampai ke kawasan ini selama dalam pelayarannya ke China.Buku ini telah diterbitkan di Paris (1861-1877) dan Kairo (1303 H) sebanyak 9 jilid. Ia merupakan karya al-Mas'udi yang terbesar telah ditemukan dan ada sampai ke hari ini. Ia bisa dianggap sebuah ensiklopedia karena pembicaraan dimulai dari kejadian manusia hingga ke zamannya.[4]Al Masudi juga mengunjungi Pantai Laut Kaspia dan berkelana menyusuri Asia Tengah dan Turkistan. Dia juga mengunjungi Tiberias, dan sini ia memperoleh kesan relief-relief gereja Kristen. Kemudian dia pergi ke Gujarat (303H) dan menemukan Chamur, pelabuhan Gujarat dengan penghuni 10 ribu orang Arab dan sisanya keturunan mereka. Di sini ia mendapat keterangan-keterangan dari orang Yahudi, Persia, India dan uskup-uskup Kristen. Setelah meninggalkan Basrah dan Suriah dia kembali ke Fustat (Khairo Kuno). Di sini ia menyusun karya dia yang kedua berjudul Qoran al-Zaman (cerita-cerita sejarah) yang terdiri dari 30 jilid. Dua puluh jilid antaranya ada tersimpan di perpustakaan Aya Sofia (Istanbul), tetapi sejauh ini hanya satu jilid saja ditemukan di Aleppo dan dibawa ke Wina. Namun, isi kitab ini, yang banyak menyentuh sejarah dan geografis dunia, telah digariskan dalam kitab Muruj al-Dhahab. Dalam buku ini dia menggabungkan ilmu geografis dengan sejarah dan menceritakan kehidupan masyarakat di negara-negara yang pernah dilawatinya.Setelah bepergian begitu lama ke Timur dia meluangkan waktu menetap di Basrah tempat ia mencatat pengalamannya dalam Muruj alDhahab wa Ma'adin al-Jawahir. Buku ini selesai ditulis pada tahun 947M dan pada tahun 956M diselesaikan pula edisi keduanya yang mengandung 9 jilid yang terjemahannya diterbitkan di Paris (1861-1877).Dari Basrah dia kemudian pindah ke Fustat tempat dia menulis kitab Koran al-Zaman yang lebih terkenal sebagai Annal (catatan sejarah) yang terdiri dari 30 jilid mengenai sejarah umum. Karya ini selesai pada tahun 956M. Karya dia yang terakhir ditulis pada tahun kematiannya (956M di Fustat) adalah Kitab al-Tanbih wa al-Ishraf. Dalam kitab ini dia membuat penambahan dan melengkapi karya-karya yang sebelumnya. Berdasarkan perjalanan pelayaran, al-Mas'udi banyak membuat penelitian dan juga membuat tulisan tentang pengalamannya dalam berbagai ilmu.

Karya

Al-Mas'udi banyak menghasilkan karya diantaranya:
  • Zakha'ir al-Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir ad Duhur (Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun)
  • Al-Istizhar Lima Marra fi Salif al-A'mar tentang peristiwa-peristiwa masa lalu. Buku ini dan buku di atas telah diterbitkan kembali di Najaf pada tahun 1955.
  • Tarikh al-Akhbar al-Umam min al-Arab wa al'Ajam (sejarah Bangsa Arab dan Persia)
  • Akhbar az-Zaman wa Man Abadahu al-Hidsan min al-Umam al-Madiyan wa al-Ajyal al-Haliyah wa al-Mamalik al-Dasirah,
berisi tentang sejarah umat manusia masa lampau dan bangsa-bangsa sekarang serta kerajaa-kerajaan mereka. Buku yang terdiri dari 30 jilid ini tidak sampai ke tangan generasi sekarang. Yang ada sekarang adalah ringkasannya, namun tidak diketahui pengarangnya. Beberapa manuskrip menyebutkan bahawa ringkasan itu justru merupakan jilid pertama dari kitab itu. Meskipun demikian, materinya termuat di dalam dua karya berikutnya.
  • Al-Ausat, berisi kronologi sejarah Umum.
  • Muruj az-Zahab wa Ma'adin al-Jawahir (Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Permata) disusun tahun 947 M.
Kitab ini terdiri atas dua bagian besar. Pertama, berisi sejarah penciptaan alam dan manusia, sifat-sifat bumi, laut peristiwa-peristiwa luar biasa, riwayat nabi-nabi, sejarah bangsa-bangsa kuno dengan agama dan alirannya, serta adat istiadat dan tradisi. Al-Mas'udi banyak mengutif karya para sejarawan sebelumnya. Kedua, berisi sejarah Islam mulai akhir masa al-Khulafa ur-Rasyidun (empat khalifah besar) sampai masa awal masa pemerintahan Khalifah al-Mu'ti dari bani Abbasiyah, kehidupan para budak leleaki dan wanita, mawali (orang asing, terutama Persia), kehidupan masyarakat umum, pembangunan (seperti istana) beserta segala perlengkapannya, kebiasaan para pembesar, dan adat istiadat serta tradisi negeri-negeri yang dikunjunginya. Al-Mas'udi banyak memaparkan pembagian bumi ke dalam beberapa wilayah. Menurutnya bentuk daratan dan lautan merupakan segmen sebuah bola. Kitab yang sekarang disebut kutab turas (Khazanah Islam Klasik) ini diterbitkan kembali tahun 1895 di Kairo. Kitab ini diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh A. Sprenger (London, 1841). Pada tahun 956 al-mas'udi sebenarnya telah menyelesaikan penulisan sebuah kitab yang konon cakupannya lebih luas dari kitab di atas, tetapi kitab tersebut belum ditemukan.
  • At-Tanbih wa al-Israf (Indikasi dan Revisi) ditulis tahun 956.
kitab yang merupakan ringkasan dan memuat beberapa revisi dari tulisannya yang lain, juga memuat pandangan filsafat-filsafatnya tentang alam dan sejarah. Ia memaparkan pemikirannya tentang evolusi alam, yaitu dari mineral, tanama, hewan, sampai manusia. Sebagai contoh terjadinya evolusi itu, ia berpendapat bahwa jerafah adalah hibrida dari unta dan macan tutul (phanter). Pendapat ini berbeda dengan pendapat ilmuwan muslim lainnya, yaitu al-jahiz dan Abu Yahya al-Qazwini, yang menyatakan bahwa jerafah adalah hibrida dari unta betina liar dan hiena jantan. Kitab ini diedit oleh M.J de Goeje (Leiden, 1894) dan telah pula diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh Carra de Vaux (Paris, 1897).
  • Al-Qadaya wa at-Tajarib (Peristiwa dan Pengalaman)
  • Mazahir al-Akhbar wa Tara'if al-asar (Fenomena dan Peninggalan Sejarah)
  • As-Safwah fi al-Imamah (tentang Kepemimpinan).
sumber wikipedia.org

Artikel PALING YESS Lainnya :

Scroll to top