PalingYess.com -- Sulaiman As-Sijzi bercerita:" Saya pernah mendatangi istana Al-Mu'tashim. Saat itu, istana sedang ramai seperti hari raya. Saat masuk, saya melihat karpet yang terbentang dan kursi yang terpasang. Saya berdiri di dekat kursi. Tiba-tiba Al-Mu'tashim datang lalu duduk di atas kursi dan melepas alas kakinya. Ia duduk dengan menyandarkan salah satu kakinya di atas kakinya yang lain. "Bawa Ahmad bin Hanbal ke sini." Perintahnya. Maka Imam Ahmad pun dihadirkan di hadapan Al-Mu'tashim."Ahmad, bicaralah dan tidak usah takut!" Kata Al-Mu'tashim kepada Imam Ahmad.Imam Ahmad menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, sungguh saya datang ke sini tanpa membawa rasa takut sekecil debu sekalipun."Al-Mu'tashim bertanya, "Apa pendapatmu tentang Al-Quran?"Imam Ahmad menjawab, "Al-Quran adalah kalam Allah yang Qadim dan bukan Makhluk. Dalilnya, Allah swt berfirman: Jika ada orang musyrik yang hendak meminta jaminan kepadamu maka berilah jaminan supaya ia bisa mendengarkan kalam Allah.""Adakah dalil selain itu?" Tanya Al-Mu'tashim. "Tentu saja wahai Amirul Mukminin. Allah swt juga berfirman: Yasin Wal Quranil Hakim. Allah tidak mengatakan: Yasin Wal Quranil Makhluk.""Masukkan dia ke penjara!" Al-Mu'tashim menyuruh pengawal agar memasukkan Imam Ahmad ke penjara.Setelah itu, orang-orang berhamburan meninggalkan istana. Keesokan harinya, saya mendatangi istana lagi. Orang-orang pun masuk ke dalamnya. Al-Mu'tashim datang dan duduk di atas kursi. "Bawa Ahmad bin Hambal ke sini!"Imam Ahmad pun dihadirkan dan berdiri di hadapan Al-Mu'tashim. "Bagaimana kabarmu tadi malam di penjara, wahai Ahmad?""Alhamdulillah baik-baik saja wahai Amirul Mukmimin. Hanya saja tadi malam di penjara saya melihat sesuatu yang sangat menakjubkan.""Apa yang kamu lihat?""Saat itu saya sedang berdiri di tengah malam kemudian saya berwudhu untuk shalat. Saya pun shalat dua rakaat. Pada rakaat pertama saya membaca Al-Fatihah dan An-Nas. Pada rakaat kedua saya membaca Al-Fatihah dan Al-Falaq. Kemudian saya duduk, tasyahud dan salam. Setelah itu saya berdiri lagi untuk shalat dan membaca Al-Fatihah. Ketika mau membaca Al-Ikhlas, saya tidak mampu. Lalu saya berusaha membaca surat-surat lain juga tidak mampu. Lalu saya alihkan pandangan mata saya ke arah pojok penjara. Ternyata saya melihat Al-Quran sedang terbaring mati. Saya akhirnya memandikannya, mengkafaninya, menyalatinya dan menguburkannya.""Sialan kamu, Ahmad! Memangnya Al-Quran bisa mati?!" Imam Ahmad menjawab, "Bukankah anda yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah makhluk. Setiap makhluk pasti akan mati."Al-Mu'tashim mengatakan, "Ahmad menang! Ahmad menang!"Tiba-tiba Ibnu Abi Duad dan Bisyr Al-Marisi, dua tokoh pembesar aliran Muktazilah, mengatakan: "Bunuh saja dia supaya kita bisa aman darinya."Al-Mu'tashim menjawab, "Aku sudah bersumpah kepada Allah untuk tidak membunuhnya dengan pedang dan tidak akan menyuruh siapapun membunuhnya dengan pedang."Ibnu Abi Duad membalas, "Kalau begitu siksa dia dengan cambuk." "Ya, aku setuju."Lalu Al-Mu'tashim menyuruh pengawalnya, "Panggil tukang cambuk."Tukang cambuk pun datang. "Berapa upah mencambuknya sampai mati?"Tanya Al-Mu'tashim. "Sepuluh saja, wahai Amirul Mukminin.""Ya sudah, lakukan sekarang juga."Lalu Imam Ahmad bin Hanbal dilucuti pakaiannya dan hanya mengenakan sarung dari wol. Kedua tangan beliau juga diikat dengan tali yang kuat. Tukang cambuk mengambil cambuknya."Saya mulai mencambuk sekarang, wahai Amirul Mukminin?" "Ya." Jawab Al-Mu'tashim.Ketika dicambuk pertama kali Imam Ahmad mengucapkan, "Alhamdulillah." Pada cambukan kedua beliau mengucapkan, "Masya Allah Kana."Tiba-tiba Ibnu Abi Duad mendekati Imam Ahmad. "Wahai Ahmad, demi Allah yang Maha Tinggi dan Agung, ucapkanlah di telingaku bahwa Al-Quran adalah makhluk supaya aku bisa membebaskanmu dari siksaan Khalifah."Imam Ahmad menjawab, "Wahai Ibnu Abi Duad, ucapkanlah di telingaku bahwa Al-Quran adalah kalam Allah dan bukan makhluk,supaya aku bisa membebaskanmu dari siksa Allah."
Wallahua'lam.sumber
umdah.co