PalingYess.com -- Fudhail bin Iyadh berkisah,”Ketika aku bermaksiat kepada Allah, maka aku sadari hal itu dari perilaku keledaiku, pembantuku serta istriku. Jika aku beristighfar dan menyesal maka perilaku buruk itu berubah, maka dari hal itu aku tahu bahwa taubatku diterima Allah. Ketika aku terus beristighfar sedangkan perilaku keledai tetap tidak bisa dikendalikan dan pembantu serta istriku perilakunya tetap tidak baik maka aku sadar bahwa taubatku tidak diterima. Maka wahai saudaraku, periksalah dirimu dari perilaku buruk sebelum mengeluh dengan perilaku istrikmu. Demikian juga wanita, handaklah melakukan intropeksi terhadap diri sendiri sebelum mengeluh terhadap perilaku suaminya.”Fudhail bin Iyadh juga berpesan,”Apa yang aku sebut mengenai kaidah ini, ia berlaku bagi kebanyakan manusia. Namun terkadang beberapa wali Allah memang lurus hati mereka, namun mereka diuji dengan istri dan orang dekat mereka. Sedangkan begian lainnya memang memilih akan hal itu dalam rangka berkorban demi manusia lainnya, karena bisa jadi orang lain jika menikah dengan wanita itu, maka ia tidak akan tahan akan kedzalimannya.” (Lawaqih Al Anwar Al Qudsiyyah, hal. 333, 334)sumber
hidayatullah.com