PalingYess.com -Umar bin Abdul Aziz adalah keturunan dari sahabat nabi, Umar bin khatab. Beliau adalah sosok yang istimewa di mata kaum muslimin. Ia terkenal dengan sifat wara’ dan zuhud terhadap dunia. Lalu, bagaimana kita meneladani sifat wara’ dan zuhud dari Umar bin Abdul Aziz?
Dicatat dalam sejarah bahwa Umar bin Abdul Aziz di angkat menjadi seorang khalifah pada dinasti Bani Umayyah. Ia di angkat pada hari Jumat 10 Shafar tahun 99 Hijriyah. Saat itu beliau berumur 37 tahun, menggantikan khalifah sebelumnya, Sulaiman Bin Abdul Malik.
Meski menjadi orang nomor satu ketika itu, ia tak sekalipun berfikir untuk mereguk harta dan kekuasaan yang ia miliki. Ini dibuktikan dengan sifat wara’ dan zuhudnnya.
1. Wara’
Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz adalah keengganan beliau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium bau aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, “Wahai Khalifah! Bukankah itu hanya sekedar bau aroma saja, tidak lebih?”. Beliau pun menjawab: “Bukankah minyak wangi itu diambil manfaatnya karena bau aromanya”.
Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz adalah keengganan beliau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium bau aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, “Wahai Khalifah! Bukankah itu hanya sekedar bau aroma saja, tidak lebih?”. Beliau pun menjawab: “Bukankah minyak wangi itu diambil manfaatnya karena bau aromanya”.
Kisah yang lain, pada suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengidamkan-idamkan buah apel. Tiba-tiba salah seorang kerabatnya datang berkunjung seraya menghadiahi sekantong buah apel kepada beliau. Lalu ada seseorang yang berujar: “Wahai Amirul Mukminin Bukankah Nabi Saw dulu pernah menerima hadiah dan tidak menerima sedekah?”. Serta merta beliau pun menimpali, “Hadiah di zaman nabi Muhammad Saw benar-benar murni hadiah, tapi di zaman kita sekarang ini hadiah berarti suap”.
2. Zuhud
Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang sangat zuhud. Kezuhudan tertinggi ketika “puncak dunia” berada di genggamannya. Sesungguhnya akherat adalah negeri yang kekal dan abadi, oleh karena itu Umar bin Abdul Aziz mencapai derajat zuhud yang paling tinggi yaitu zuhud dalam kelebihan rizki karena setiap raja memiliki kekayaan yang melimpah.
Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang sangat zuhud. Kezuhudan tertinggi ketika “puncak dunia” berada di genggamannya. Sesungguhnya akherat adalah negeri yang kekal dan abadi, oleh karena itu Umar bin Abdul Aziz mencapai derajat zuhud yang paling tinggi yaitu zuhud dalam kelebihan rizki karena setiap raja memiliki kekayaan yang melimpah.
Imam Malik bin Dinar Rohimahulloh berkata: “Orang-orang berkomentar mengenaiku, “malik bin Dinar adalah orang zuhud.” Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz, dunia mendatanginya namun ditinggalkannya”.
sumber muttaqin.id